Skip to main content
Loading...

A picture is worth a thousand words (1)

Ada sebuah kalimat yang mengatakan.: “A picture is worth a thousand words!”. Kalimat ini dilontarkan oleh Henrik Ibsen dalam sebuah karya Jurnalisme. Dimana sebuah foto / gambar bisa menyiratkan banyak makna dan perasaan yang terlibat ketika orang melihat / membacanya, melebihi dari apa yang sudah ditulis. Kurang lebih seperti itu!

Lantas, apa hubungannya kalimat ini dalam mempelajari Chinese Metaphysics? Ada sebuah pepatah Tiongkok yang mengatakan 百闻不如一见 (bǎi wén bù rú yī jiàn) atau mendengar sesuatu berulang-ulang kali tidak sebanding dengan melihat sesuatu dalam sekali. Hal ini memiliki makna yang sama dengan kalimat yang dilontarkan oleh Henrik Ibsen dimana sebuah PICTURE atau gambaran ini sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari dan dalam mempelajari sesuatu.

Dalam studi Chinese Metaphysics, apapun itu, Ziwei Doushu, Bazi, Face Reading, bahkan ilmu TCM sekalipun suka menggunakan sebuah gambaran-gambaran untuk menyampaikan sebuah makna dari obyek yang dipakai dalam analisa. Katakanlah bintang Ziwei yang digambarkan seperti seorang Kaisar. Keywords Kaisar sudah bisa menyiratkan banyak hal, Kaisar adalah sosok yang punya wibawa tinggi, harga dirinya tinggi, suka memerintah, dll jadi ketika seorang Reader ZWDS melihat sektor jiwa seseorang dinaungi bintang ini otomatis akan mencerminkan sifat-sifat seperti itu. Sama halnya ketika mempelajari Bazi ada yang namanya sisi Pictorial, dimana Day Master yang memiliki batang langit tertentu apa karakternya juga digambarkan dalam sebuah object, katakanlah unsur kayu Jia dilambangkan seperti sebuah pohon yang mewakili energi pertumbuhan. Hal ini menyiratkan sifat dari Day Master tsb adalah seseorang yang kokoh, tidak mudah digoyangkan pendiriannya seperti sebuah pohon, sifatnya kaku seperti batang pohon yang keras, dan dalam perjalanan hidupnya tumbuh perlahan tapi pasti (slowly but surely) sama halnya buah dan daun pohon yang membutuhkan proses untuk berkembang biak.

Jia

Itulah sebabnya dalam mempelajari Chinese Metaphsics, otak kanan sama pentingnya dengan otak kiri. Bilamana otak kiri mementingkan fakta dan logika, tapi pada prakteknya otak kanan akan banyak perperanan dalam menerima informasi, kemudian mengimajinasikan informasi dan menggunakan intuisi dalam membaca sebuah chart dari ZWDS. Dan tidak hanya dalam mempelajari seni Ziwei Doushu saja, namun cabang Chinese Metaphysics yang lainnya juga seperti itu. Itulah sebabnya ada sebuah kalimat dalam ilmu Chinese Metaphysics dimana ada 3 komponen utama dasar yang harus dikuasai dalam mepelajari ilmu Destiny Analysis, yaitu:

Qi (气): mempelajari pola energi.

Shu (数): mengkalkulasi kapan sebuah peristiwa akan terjadi.

Xiang (象): bisa menangkap gambaran yang dimaksud.

Dan bila seseorang sudah bisa memiliki basic yang kuat pada ke-3 hal diatas, maka tentunya ini akan mempengaruhi tingkat keakurasiannya dalam membaca sebuah chart ZWDS ataupun studi yang lainnya. Bagaimana pendapat Anda?…